Share

Ekonomi Melemah, Industri Asuransi Jiwa Malah Meningkat

Widi Agustian , Okezone · Selasa 22 September 2015 11:22 WIB
https: img.okezone.com content 2015 09 22 457 1218692 ekonomi-melemah-industri-asuransi-jiwa-malah-meningkat-X0ufllUyOs.jpg (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), jumlah tertanggung individu asuransi jiwa sampai kuartal kedua tahun ini mencapai 16,60 juta, meningkat dibandingkan dengan jumlah tertanggung individu per kuartal kedua tahun 2014 yang 11,30 juta orang.

Kenaikan signifikan 46,9 persen ini menunjukkan bahwa asuransi jiwa sudah merupakan suatu kebutuhan bagi seseorang untuk perlindungan atau proteksi diri.

Data AAJI mengenai kinerja asuransi jiwa di semester pertama 2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan total pendapatan premi asuransi jiwa mencapai 26,6 persen, meningkat dari Rp53,58 triliun di periode yang sama di 2014 menjadi sebesar Rp67,8 triliun.

Menurut Pjs Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu saat ini terjadi semacam kontradiksi, yakni pertumbuhan ekonomi melemah namun premi asuransi jiwa justru meningkat.

“Sehingga menurut saya, belum tentu pertumbuhan premi asuransi jiwa itu berbanding lurus dengan pertumbuhan perekonomian. Karena dalam kondisi apapun, asuransi dibutuhkan oleh masyarakat. Termasuk dalam kondisi perekonomian yang melambat seperti ini. Sebagai contoh, soal kesehatan. Dalam kondisi perekonomian tumbuh tinggi maupun melemah seperti saat ini, orang yang sakit perlu berobat. Sehingga asuransi kesehatan tetap diperlukan,” kata Togar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/9/2015).

Sosialisasi mengenai pentingnya berasuransi dan merencanakan keuangan ini menjadi kerja besar yang dilakukan secara bersama oleh regulator (Otoritas Jasa Keuangan) dan pelaku industri asuransi di bawah payung Dewan Asuransi Indonesia (DAI).

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Adi Pramana menjelaskan, konsep utama dari asuransi syariah adalah saling tolong menolong antara peserta, jadi yang sehat menolong yang sakit, yang “beruntung” membantu saudaranya yang “kurang beruntung”. Mekanisme risk sharing ini sejalan dengan perintah Rasulullah SAW untuk saling membantu sesama muslim yang sedang ditimpa kemalangan.

“Asuransi kini semakin terjangkau dengan hadirnya produk asuransi mikro, di AASI sedang dikembangkan produk asuransi mikro bernama SiBijak, kontribusi atau preminya hanya sebesar Rp50.000 per tahun,” kata dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini