JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Sofyan Djalil mengungkapkan, tidak berniat untuk menggabungkan investasi kereta cepat China (Tiongkok) dan Jepang. Hal ini untuk berkontribusi dalam pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Tidak ada opsi untuk gabungkan mereka. Ada A diambil B enggak dapet. Karena memang cuma ada satu pemenang," tutur Sofyan di kantor BKPM, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Sofyan mengatakan, kedua negara tersebut telah melakukan studi kelayakan dalam rencana pembangunan kereta api cepat. Adapun, pihaknya bakal menunjuk tim penilai untuk memutuskan pihak yang akan digandeng menjadi konsultan dalam proyek itu.
"Bisa diputuskan konsultannya ditunjuk oleh tim penilai dari 11 tinggal dua batas waktu dua minggu untuk evaluasi. Dari segi teknologinya bisa menjadi kriteria yang lain, kita lihat mana yang lebih besar sehingga jadi bahan kan nanti," tandasnya.
Sekedar informasi, Perusahaan Kereta Api Tiongkok (CRC) telah menyiapkan investasi senilai USD 5,5 miliar atau sekira Rp 73 triliun untuk membangun kereta api cepat Jakarta-Bandung. Terdiri dari skala pembiayaan pertama dan 25 persennya adalah modal CRC.
Sedangkan, 75 persen dari total pembiayaan tahap pertama akan ditanggung bersama oleh pihak CRC, mitra kerja konstruksi, pemerintah. Maupun mitra lainnya yang nantinya bergabung dengan proyek kereta api cepat tersebut.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rzy)