Share

Menjemput Untung Lebaran dari Baju Bekas Cap Karung

Salviah Ika Padmasari , Okezone · Senin 06 Juli 2015 16:22 WIB
https: img.okezone.com content 2015 07 06 340 1177127 menjemput-untung-lebaran-dari-baju-bekas-cap-karung-XC4MVMIjU3.jpg Ilustrasi baju bekas (Foto: Arif Julianto/Okezone)
A A A

MAKASSAR - Pakaian bekas atau lebih populer di Makassar dengan istilah baju Cap Karung (Cakar), karena baju bekas ini didatangkan dari luar negeri dengan menggunakan karung cukup, diminati warga Makassar, baik dari kalangan masyarakat menengah ke bawah hingga masyarakat menengah ke atas.

Pasalnya, warga bukan hanya berburu harga murah tetapi juga mutu atau kualitas barang bekas ini baik baju, celana panjang, sepatu juga kaos kaki yang umumnya didatangkan dari Singapura.

Salah satu lokasi penjualan yang jadi favorit warga adalah lokasi bisnis Cakar di dalam Pasar Terong, salah satu pasar tradisional yang terletak di Jalan Bawakareng, Makassar, karena posisinya di tengah kota yang mudah diakses.

Pantauan Okezone, baru-baru ini di lokasi penjualan baju bekas cap karung berdampingan para penjual sayur mayur dan barang campuran itu, semua kios dipenuhi pengunjung.

Mereka dengan tekun memilah helai demi helai baju bekas itu, mencari model yang diminati, mencocokkan harga, sekaligus memilih pakaian bekas itu yang tidak memiliki cacat.

Waktu yang dibutuhkan untuk memilih pakaian bekas itu lebih lama ketimbang saat ajukan transaksi ke penjualnya, lantaran harga yang murah dirasa sudah cocok dengan jangkauan kantong.

"Sudah tiga lembar saya beli, baju kaos dan blus," tutur Ani, (24), salah seorang pengunjung pasar Cakar ini bersama seorang rekannya saat ditemui, Senin (6/7/2015).

Dia mengaku, ke pasar Cakar ini hampir tiap hari karena dirinya merasa puas belanja pakaian bekas itu mulai dari kualitas bahan, model hingga harga yang bersahabat di kantong.

Meski begitu, membeli pakaian bekas itu punya risiko kesehatan dan membutuhkan perlakuan khusus sebelum digunakan, seperti dicuci secara khusus dan merendamnya dengan air panas.

Supriadi, (45), salah seorang penjual baju bekas cap karung ini saat ditemui, mengak, saat ini kenaikan penjualan mungkin belum signifikan. Tetapi seperti tahun-tahun sebelumnya di bulan Ramadan, pembeli baru membludak pada H-10 jelang Lebaran.

Pada saat itu, kata Supriadi, banyak pembeli untuk mempersiapkan baju Lebaran. Memang saat Lebaran, biasanya orang beli baju baru.

Tetapi khusus bagi masyarakat menengah ke bawah, selain model, bahan, yang jadi pertimbangan utama membeli pakaian bekas untuk Lebaran adalah harga yang terjangkau. Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

Supriadi mengaku sudah melakoni bisnis baju bekas ini sejak 10 tahun silam. Menurutnya, bisnis ini tidak ada ruginya, karena jika tidak laku di Makassar, baju bekas bisa di-drop ke daerah.

"Memang di awal-awal Ramadaan belum banyak, nyaris seperti suasana penjualan di hari-hari normal. Tapi saya masih menunggu di H-10, mulai banyak pembeli. Biasanya penjualan alami kenaikan hingga 80 persen," terang Supriadi.

Baju bekas yang dijual Supriadi diambil dari Pasar Toddopuli yang merupakan pusat penjualan pakaian bekas, langsung dari negara luar.

Per bal atau per karung baju atau kaos seharga Rp2,4 juta. Baju kemeja Rp3 juta, masing-masing keuntungannya bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Jadi jika sudah dekat Lebaran, keuntungan bisa lebih dari itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(raw)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini