JAKARTA - PT PLN (persero) boleh mengimpor listrik dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia. Hal ini dikarenakan membeli listrik dinilai lebih murah dibandingkan dengan membangkitkan listrik menggunakan BBM.
"Listrik ini tidak hanya digunakan untuk sekarang saja, generasi ke depan juga butuh listrik. Sementara kebijakan kita mengeksploitasi, pernah enggak ada perencanaan untuk pakai energi batu bara, gas, dan lain-lain. Negara lain juga melakukan yang sama (impor listrik) karena akan digunakan untuk menyimpan energi," ungkap pengamat energi dari Universitas Indonesia Iwa Garniwa saat ditemui di kantor Dirjen Kelistrikan ESDM, Jakarta, Jumat (20/4/2012).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dengan diterbitkannya PP nomor 42 tahun 2012 tentang jual beli tenaga listrik lintas negara yang diundangkan Maret 2012 lalu, PLN memang diperbolehkan membeli listrik dari negara tetangga. Perusahaan listrik pelat merah ini bahkan telah melakukan MoU pembelian listrik dari Serawak, Malaysia ke Kalimantan barat sebesar 50 megawatt (mw) selama lima tahun ke depan.
"Harganya sembilan sen dolar per kwh, kalau kita bakar (bangkitkan) dari minyak biayanya USD30 per kwh," tambah Dirjen listrik ESDM Jarman di tempat yang sama.
Iwa yang juga menjabat sebagai direktur pengkajian energi ini juga menilai, langkah mengimpor listrik dari lndonesia akan dapat meningkatkan elektrivitas masyarakat yang sampai saat ini baru mencaapai 70 persen. "Justru ini bisa meningkatkan nilai tambah karena ternyata beli listrik dari luar negeri justru lebih murah (dibandingkan membangkitkan)," tambah dia.
(wdi)