Share

"Mitos" ABG Seksi Penjual Jagung Bakar di Puncak

Fahmi Firdaus , Okezone · Selasa 04 Januari 2011 08:02 WIB
https: img.okezone.com content 2011 01 03 338 409953 mwzcMdxQL7.jpg Pesta kembang api di malam tahun baru (Foto: okezone)
A A A

BOGOR - Detik-detik malam pergantian tahun baru hampir tiba. Jarum jam menunjukan pukul 21.00 WIB kala itu. Bersama seorang rekan, okezone menelusuri setapak demi setapak jalur di Puncak, Jawa Barat, untuk menikmati malam pergantian tahun sekaligus melaksanakan tugas.  

Malam itu kawasan Puncak tidak berbeda jauh dengan pasar malam. Aneka jajanan menjamur di kanan kiri ruas jalan. Kemacetan pun sudah terjadi sejak pukul 07.00 WIB. Umumnya, kendaraan didominasi dari Jakarta yang ingin menghabiskan malam tahun baru di Puncak.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Selain Jakarta, kendaraan dari arah Cianjur pun banyak yang menuju ke Puncak. Hal ini menyebabkan kemacetan parah di daerah yang terkenal dengan udaranya yang dingin itu.

 

Karena memiliki cuaca dingin, berbagai panganan penghangat badan tersedia di sana. Salah satunya jagung bakar yang banyak dijual warga sekitar. Selain orang dewasa yang menjual jagung bakar, ada juga remaja ABG (anak baru gede) yang menjual jagung.

 

Nah, bagi Anda yang ingin menikmati jagung bakar dengan penjual ABG berpakaian seksi, sebaiknya berhati-hati. Kenapa? Jika tidak, kantong Anda akan terkuras habis sebelum puncak perayaan tahun baru tiba.

 

Pengalaman buruk dengan ABG itu dialami oleh Eko. Pria berambut tipis ini mengaku dirinya telah dijebak dengan jajan di salah satu warung di Puncak.

 

”Awalnya saya ingin jajan, namun salah seorang ABG berpakaian seronok menyelendoti saya dan mengajak saya minum,” ujar Eko kepada okezone, beberapa waktu lalu.

 

Menurutnya, ABG tersebut makan apa saja yang berada di meja dan memesan minum. ”Dia ambil kacang dan minum minuman ringan, sambil mengajak saya ngobrol ngalur-ngidul,” ujarnya.

 

Menurut Eko, ketika dirinya hendak membayar alangkah kagetnya dia dengan tagihan yang disodorkan oleh pemilik warung kepada dirinya.

 

”Saya hanya minum sama kacang, berdua sama dia, masak saya harus bayar Rp250 ribu,” ujarnya. Menurut keterangan si empunya warung, uang tersebut sebagian untuk jasa menemani oleh ABG tersebut.

 

”Saya kapok Mas jajan di Puncak lagi,” tutupnya.

 

Penasaran dengan penuturan Eko, okezone pun mencoba mencari tahu “mitos” ABG ini, yang ternyata sudah menjadi rahasia umum. Kami membeli jagung bakar yang dijual para ABG itu. Di tengah perjalanan, mata saya tertuju oleh sebuah warung sederhana yang dijaga oleh tiga gadis ABG berpakaian seksi.

 

”Bang sini ke warung makan jagung bakar,” ujar salah satu ABG tersebut.

 

Mendapat tawaran itu, rekan saya langsung memarkirkan kendaraannya tepat di depan warung. “Berapaan nih jagung bakarnya,” tanya saya, “Sepuluh ribu saja Bang, ada yang asin sama yang pedas,” ujar Indah, seorang ABG berpakaian seksi di sana.

 

Saya pun memesan dua jagung bakar untuk dimakan diperjalanan. ”Kok dibungkus sih Bang, bukan makan sini saja sama temannya, nanti saya temanin deh,” ujar Indah dengan penuh menggoda.

 

Selain kami, ada beberapa pengunjung yang juga beristirahat di warung itu. Di dalamnya juga terdapat sebuah bilik berukuran 2x3 meter, lengkap dengan matras tipis. Salah satu dari orang tersebut mencoba menggoda salah satu ABG dengan mengajaknya untuk tidur di bilik itu.

 

”Kalau mau jablay (PSK, red), di sini bukan tempatnya. Kita sih hanya menemani makan dan minum saja,” ujar ABG itu berusaha menolak ajakan pria tersebut.

 

Menurut dia, untuk memesan seorang PSK dapat melalui perantara penjaja vila. Selain menemani minum, beberapa orang dari Jakarta tersebut juga terlihat menggerayangi tubuh para ABG.

 

Mereka pun tidak terlihat canggung dengan aktivitasnya yang tergolong porno aksi. Beberapa meter dari warung itu, terdapat belasan warung yang sama menyediakan jasa yang serupa. Anehnya lagi, aktivitas mereka terkesan mendapat perlindungan dari oknum aparat setempat.

(lsi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini